Adapun dalam surat edaran
tersebut berisi juga petunjuk teknis mengenai sistem Perkuliahan Tatap Muka
(PTM) khususnya pada semester 2 dan 4, serta dalam kegiatan pembimbingan, seminar
proposal, skripsi, tesis dan disertasi. Untuk itu dalam sistem pembelajaran,
pihak UINSA menerapkan protokol
kesehatan yang lebih ketat.
Salah satunya pada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI), dalam penyelenggarakan Perkuliahan
Tatap Muka (PTM) mulai dipersiapkan. Terlebih kepada mahasiswa diwajibkan telah
melakukan vaksinasi 2 kali. Serta nantinya dalam penataan bangku mahasiswa yang
ada didalam ruang kelas berjarak 1,5 meter ataupun dilakukan secara bergantian.
“Kelas yang digunakan
untuk Perkuliahan Tatap Muka (PTM) wajib dikurangi artinya kelas dicari yang
lebih besar supaya seluruh mahasiswa bisa tertampung”, ujar Bapak Nur Kholis
selaku Wakil Dekan 3 FEBI.
Namun lonjakan kasus
covid-19 di Surabaya tidak dapat diprediksi. Oleh karena itu, perlu diwaspadai apabila sewaktu-waktu terjadi lonjakan kembali sehingga akan berdampak pada pembatalan perkuliahan tatap muka.
“Kalau di Surabaya naik
dari level dua tiga dan empat adapun itu seandainya pemerintah melarang total
kemungkinan Perkulihan Tatap Muka (PTM) akan dibatalkan”, tambah Bapak Nur
Kholis.
Dalam Perkuliahan Tatap
Muka (PTM) membuat mahasiswa yang berada diluar Pulau Jawa excited mengikuti
pembelajaran tersebut. Karena sebelumnya mereka belum melakukan pertemuan
secara langsung namun hanya pada via google meet ataupun zoom.
“Aku berharap besar agar
pertemuan tatap muka ini dapat dilakukan, mengingat sudah banyak kampus yang
lebih dulu melakukan pembelajaran tatap muka. Selain itu, pembelajaran juga
menjadi efisien dan menarik apabila dilakukan bersama-sama serta secara
langsung”, ujar Razzak mahasiswa asal Medan.
(Ndryn, Ansa)
Posting Komentar