Binatangisme; Tentang Pemberontakan dalam Memperjuangkan Kebebasan

ranselperi.com

Judul Buku : Animal Farm (Binatangisme)
Pengarang : George Orwell
Penerbit : IQRA Bandung
Penerjemah : Mahbub Djunaidi
Tahun penerbit : 2017
Tebal buku : 165 halaman
Harga buku : Rp. 47.000

Binatangisme menceritakan tentang pemberontakan yang dilakukan oleh para binatang di peternakan “MANOR” yang dimiliki Tuan Jones. Diceritakan Major Tua, seekor babi putih yang cerdas mengumpulkan para binatang dan mengatakan bahwa kemerdakaan untuk para binatang segera tiba. Mereka tidak akan dieksploitasi lagi oleh manusia, pemilik peternakan akan mengeksploitasi telur, susu, bulu para binatang untuk keperluan mereka. Maka dari itu Major memberontak dan mengatakan Revolusi harus terjadi cepat atau lambat.

Novel Binatangisme merupakan novel alegori politik yang ditulis Orwell pada masa Perang Dunia II sebagai satire (sindiran) atas totaliterisme Uni Soviet. Novel ini tidak bisa dikatakan sebagai novel fabel sembarangan yang pantas dibaca oleh anak-anak, karena ini bukan berisi tentang cerita untuk anak-anak. Ini adalah novel perpaduan antara fabel dan politik. Saat membaca novel ini saya seperti membaca dialog-dialog manusia, pidato-pidato manusia. Namun, saat saya membaca bagian dimana para binatang memakan makanan ransum, wortel, biji saya teringat kembali bahwa mereka hanyalah binatang. Para binatang yang hidup di bawah perpolitikan ala manusia yang dikuasai oleh babi. 

Segala hal yang diceritakan dalam novel Binatangisme ini merupakan hal yang biasa dilakukan oleh manusia dalam hal politik, seperti pemberontakan, konspirasi, manipulasi, diskriminasi dan lain sebagainya merupakan gambaran kehidupan manusia ketika menjadi seorang pemimpin yang memiliki kekuasaan seperti yang ditulis oleh Orwell dengan alegori sekelompok binatang di Novel Animal Farm atau Binatangisme tersebut. Sepertinya, Orwell memang tidakmenunjukkan atau menitikberatkan Animal Farm untuk memancing emosi pembaca. Namun, lebih menunjukkan dimensi-dimensi politik dan kekuasaan secara alamiah.

Cerita dalam novel ini juga sangat bagus penuh dengan nasihat-nasihat yang baik. Novel inipun sering disebut sebagai novel terbaik sepanjang masa. Novel ini layak dibaca semua kalangan, terutama oleh orang-orang yang ingin melakukan perubahan dalam bentuk apapun dan memikirkannya dengan matang-matang. Namun, novel ini terdapat beberapa kelemahan diantaranya seperti, penulis yang terkesan lebih memihak kepada para binatang yang ingin melakukan kepada manusia dan isi novel bahasanya agak berat, sehingga sulit dicerna dan diserap agar mengerti. Novel ini butuh beberapa waktu untuk mencerna kalimat-kalimat yang panjang tersebut. Namun kalimat itu dibuat sedemikian rupa bertujuan untuk menyampaikan pesan-pesan tersembunyi. 

Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak seharusnya manusia dengan binatang hidup dengan perselisihan karena akan merugikan kedua belah pihak. Apapun yang dikerjakan karena perselesihan akan merugikan. Artinya, yang harus dipikirkan bukan hanya sebatas bagaimana merencanakan. Namun, apa yang dilakukan setelah perubahan itu terjadi. 


Ditulis oleh Salsa Yuli S
Mahasiswa semester 2 ilmu ekonomi UINSA. Baginya dengan menulis bisa membuatnya berimajinasi membuat jalan kehidupan sesuka hati.