Mewujudkan Desa Berkelanjutan Melalui Kolaborasi Bank Sampah Syari’ah FEBI UIN Sunan Ampel dengan Pemuda GIAT 45 di Desa Ambal-Ambil




Almaslahah.com – (01/06/2024) Pada tanggal 31 November 2023 – 27 Januari 2024, tim volunteer Bank Sampah Syari’ah (BSS) Fakultas Ekonomi dan Bisinis Islam (FEBI) UIN Sunan Ampel Surabaya dibawah bimbingan Ajeng Tita Nawangsari, S.E.,M.A.,Ak selaku kepala Labolatorium FEBI dan Eka Nur Wahyu Safitri Ramdhani selaku Direktur Utama Bank Sampah Syari’ah 2023-2024 , menyelenggarakan Pengabdian Desa Binaan dengan tema “Pemberdayaan Masyarakat Demi Terciptanya Desa Berkelanjutan”. Kegiatan ini bertempatkan di Desa Ambal-Ambil, Kecamatan Kejayan, Kabupaten Pasuruan. Kegiatan ini dilaksanakan dengan para pemuda-pemuda desa yang kerap di kenal dengan GIAT 45.

Kegiatan pengabdian desa binaan Bank Sampah merupakan inisiatif yang muncul untuk memberdayakan masyarakat di tingkat desa. Melibatkan kolaborasi antara tim volunteer Bank Sampah dan warga setempat, kegiatan ini tidak hanya fokus pada pengelolaan sampah, tetapi juga menyelenggarakan program-program seperti penanaman hidroponik, pembuatan produk bernilai tambah, dan edukasi tentang keberlanjutan. Tujuannya adalah menciptakan lingkungan yang lebih bersih, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan memperkenalkan konsep keberlanjutan di tingkat lokal. Kegiatan ini merupakan program kerja akhir sekaligus sebuah penelitian tugas akhir dari Direktur Utama Bank Sampah Syari’ah (BSS) yaitu Eka Nur Wahyu Safitri Ramdhani.

Tim volunteer BSS dan Giat 45 memiliki 8 program kegiatan yang dimulai dengan MoU dan Technical Meeting yang bertujuan untuk meciptakan kerangka kerjasama dalam proses pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Kedua, penyelenggaraan FGD yang membahas tentang Pengenalan Bank Sampah,Jenis-jenis Sampah dan memberitahukan seputar Bank Sampah GIAT 45. FGD dalam pengelolaan bank sampah adalah mendiskusikan strategi efektif untuk pengumpulan, pemilahan, dan daur ulang berbagai jenis sampah, guna meningkatkan kesadaran masyarakat dan merancang langkah-langkah yang berkelanjutan.

Setelah sukses menggelar Forum Group Discussion (FGD), tim Volunteer dan pemuda dari GIAT 45 bersatu untuk mewujudkan pendirian Bank Sampah, suatu tempat yang digunakan untuk mengumpulkan sampah yang sudah dipilah-pilah. Hasil dari pengumpulan sampah yang sudah dipilah akan disetorkan ke tempat pembuatan kerajinan dari sampah atau ke tempat Pengepul sampah.

Langkah keempat dalam rangkaian kegiatan Bank Sampah melibatkan pendirian Bak Sampah dan pemberian Buku Tabungan. Bak sampah dibagikan ke setiap warga yang digunakan untuk mengumpulkan sampah rumah yang nanti pada saat pengumpulan sampah bisa disetorkan oleh pengurus Volunteer dan GIAT 45. Dan nilai sampah nanti di timbang dan dihitung lalu dituliskan jumlahnya di buku tabungan.

Kelima, Pengumpulan Sampah dan Pemilahan Sampah. Tim volunteer dari Bank Sampah Syari’ah (BSS) tidak hanya bertindak sebagai pelaksana, melainkan juga sebagai mentor yang memberikan panduan kepada Giat 45 mengenai pemilihan sampah yang dapat diolah dan yang memiliki nilai ekonomi. Pengumpulan sampah dilakukan secara terjadwal atau sesuai dengan kebutuhan. Setelah pengumpulan, sampah dibawa ke tempat pemilahan. Di sini, tim volunteer dan GIAT 45 bekerja bersama untuk memisahkan sampah sesuai dengan jenisnya.

Keenam Kontrol dan Pelaporan memastikan bahwa Giat 45 memiliki kerangka kerja yang solid untuk melanjutkan keberlanjutan Bank Sampah setelah tim voluunter yang terdiri dari mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya itu menyelesaikan keterlibatannya dalam kegiatan ini. Dengan demikian, kolaborasi ini tidak hanya menciptakan dampak positif dalam pengelolaan sampah, tetapi juga memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada pemuda desa untuk menjalankan Bank Sampah secara berkelanjutan.

Ketujuh Pembuatan Eco-Brick dan Lilin dari Minyak Jelantah. Eco-Brick yang terbuat dari sampah plastik yang telah dipadatkan ke dalam botol plastik. Botol plastik diisi dengan sampah plastik hingga padat, menciptakan inovasi produk yang berguna. Dan lilin aromaterapi dibuat dari minyak jelantah, yang merupakan minyak bekas hasil penggorengan makanan dan dicampur dengan bahan lain untuk membuat lilin, yang akan dibagikan kepada masyarakat sebagai souvenir.

Langkah terakhir dalam kegiatan Bank Sampah melibatkan penanaman hidroponik. Penanaman dengan metode hidroponik adalah langkah inovatif untuk memanfaatkan hasil daur ulang sampah organik dan menciptakan lingkungan pertanian yang efisien dan berkelanjutan.

Dengan demikian, Pengabdian Desa Binaan ini merupakan inisiatif yang secara terperinci dan berkelanjutan mendedikasikan diri untuk memberdayakan masyarakat di desa tertentu. Melalui program ini, pendekatan pemberdayaan masyarakat diprioritaskan dengan menyelenggarakan berbagai kegiatan edukasi, pelatihan, dan praktek langsung yang mencakup pengelolaan sampah, pertanian hidroponik, serta penciptaan produk bernilai tambah dari sampah. 


(Achmad Room Fitrianto, SE, M.E.I, MA, PhD)