Pandemi, Ramadhan dan Tradisi yang Dirindukan

sumber:detiknews

Penulis:

Uswatun Khasanah

UIN Sunan Ampel Surabaya


Sudah 3 tahun kita menjalani Bulan Ramadhan di tengah maraknya virus Covid 19. Tetapi untuk tahun ini virus tersebut tidak separah tahun-tahun sebelumnya. Alhamdulillah sudah mulai mereda, semoga tahun-tahun kedepannya kita bisa menjalankan ibadah puasa tanpa adanya virus Covid 19 ini. Meskipun kita tahu bahwa bulan suci Ramadhan kali ini bakal tidak semeriah tahun-tahun lalu tapi kita harus tetap semangat dan senantiasa berdoa agar virus ini cepat hilang dari bumi.

Bulan penuh pengampunan dan segala peribadatan dilipatgandakan ini tidak boleh samapi di sia-siakan. Meskipun masih terdampak wabah virus. Karna wabah virus ini juga berdampak terhadap kebiasaan dan ibadah kita setelah ada pembatasan sosial dalam segala hal. Padahal ketika bulan ramadhan kita banyak sekali kegiatan di luar rumah seperti buka bersama, berbagi kepada sesama bahkan sekedar belanja sehari-hari.

Di masa pandemi ini, tradisi diatas yang telah membudaya di masyarakat. Sedikit banyak akan terpengaruh. Mungkin sebagian besar waktu kita akan dihabiskan uuntuk beraktivitas di dalam rumah ( stay at home ) demi menghindari bahaya virus Corona. Tidak hanya ber aktivitas dirumah melainkan beribadah, bekerja, dan sekolah pun dirumah.

Tetapi untuk tahun ini Alhamdulillah semuanya perlahan sudah kembali normal, sekolah sudah mulai offline begitu juga dengan para pekerja. Sejak pandemi Covid 19 itu meraja lela di Indonesia, banyak sekali para pegawai yang kehilangan pekerjaannya padahal di situasi saat itu mereka sangat membutuhkan sekali pendapatan.

3 Tahun terakhir bulan Ramadhan tak Seindah Dulu

Di setiap bulan ramadhan, satu hal yang menjadi pencirinya adalah masjid-masjid ramai mengadakan talkim, melaksanakan tarawih berjamaah dan mengagendakan buka puasa bersama pun di luar rumah. Di sore hari akan ramai pasar-pasar yang banyak pedagang menjual makanan siap santap untuk berbuka puasa mulai dari berbagai macam es, gorengan, sayuran, ikan dll.

Inilah sebagian dari kebiasaan-kebiasaan kita yang dirindukan. Tidak hanya itu, di tahun-tahun sebelumnya pasti setiap menjelang liburan diantara kita ada yang mudik ke kampung halaman, tetapi sejak adanya pandemi ini kita jadi tidak bisa mudik. Untuk tahun ini dan tahun kemarin sudah di perbolehkan mudik asal sudah mematuhi peraturan yaitu vaksin. Tahun ini untuk kita yang mau mudik harus vaksin ke 3 yaitu booster itulah yang menjadi persyaratan supaya kita bisa mudik ke kampung halaman yang sangat di rindukan.

Karena keadaan juga sudah mulai membaik, kegiatan ibadah haji dan umroh pun sudah mulai dibuka kembali, setelah beberapa tahun ditutup karna wabah tersebut.

Saatnya Membenahi Diri

Jika kita hubungkan fenomena ini dengan realitas teologis, kita tidak cukuup hanya menyalahkan pandemi Corona ini. Mau tidak mau kita harus bertanya kepada diri sendiri apakah ada kesalahan-kesalahan kita selama ini sebagai manusia beriman. Kita harus selalu mengintrospeksi diri. Bisa jadi wabah ini adalah bentuk teguran Tuhan kepada kita. Ustadz Zaini ketika menyampaikan tausiyah pada saat di desa Ngigas pernah mengatakan bahwa, "Jangan salahkan corona jika masjid ditutup. Bermuhasabahlah kita. mungkin karena sudah teramat sering kita tidak mauu berjamaah dengan berbagai alasan keduniawian. Jangan salahkan corona jika jumatan ditiadakan. Bermuhasabahlah kita, mungkin karena setiap hadir jumatan kita ketiduran. Nasehat khutbah diabaikan."

Itu nasihatnya yang membuat hati kita terenyuh jika diresapi dengan penuh penghayatan. Ia mengandung pesan-pesan introspeksi diri agar di setiap ibadah kita meniatkan ketaatan dengan ikhlas  hanya untuk Allah SWT. Diluar dan didalam bulan Ramadhan. Sehingga tidak sepatutnya ibadah-ibadah kita terjerembab dalam kesibukan dunia.

Dengan demikian, marilah kita kembali menyapa bulan Ramadhan. Kita patut menyambutnya dengan penuh kegembiraan karena Allah SWT. Masih memberikan kesempatan kepada kita untuk membersihkan diri kita. inilah saat yang tepat untuk mensucikan diri atas segala dosa yang telah kita perbuat selama setaun terakhir. Manfaatkan setiap bulan Ramadhan ini dengan sebaik-baiknya, belum tentu tahun depan kita masih bisa menjumpai bulan Rmadhan yang penuh berkah ini.

 

 

Sidoarjo, 18 April 2022