Green Economy: Transformasi Ekonomi Yang Ramah Lingkungan

 

Sumber: amazonnaws.com

Penulis

Indri Ratnasari

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

            Kondisi lingkungan telah banyak mengalami degredasi, hal tersebut baik dikarenakan oleh faktor alam itu sendiri maupun akibat dari eksploitasi berlebihan yang dilakukan oleh manusia. Banyak negara yang ingin mencapai kemakmuran ekonomi dengan mengeksploitasi lingkungan sehingga berdampak buruk untuk lingkungan. Kerusakan lingkungan semakin besar, kelangkaan sumber daya, krisis kesehatan dan masih banyak dampak yang timbul akibat kondisi lingkungan yang buruk. Oleh karena itu, diperlukan tindakan yang ekstra untuk mencegah dan menanggulangi permasalahan tersebut, Green Economy atau Ekonomi Hijau muncul sebagai salah satu jalan keluarnya.

            Menurut United Nations Environment Programme (UNEP), Ekonomi Hijau merupakan ekonomi yang meningkatkan taraf hidup dan sekaligus keadilan sosial, seraya tetap mengurangi secara signifikan resiko lingkungan dan tertabraknya ambang ekologis. Definisi lainnya tentang Ekonomi Hijau dari Green Economy Coalition, di dalam website resminya menegaskan jika Green Economy yaitu aktivitas ekonomi yang menghasilkan kesejahteraan untuk semua pihak, dalam keterbatasan sumber daya yang ada di bumi.    

Sebenarnya terdapat banyak definisi yang berbeda karena setiap negara yang menerapkan Ekonomi Hijau memiliki definisinya sendiri yang disesuaikan dengan kondisi dari negara tersebut. Division for Sustainable Development (UNDESA) dalam bukunya yang berjudul A Guide Book to Green Economy 1 (2012), memberikan beberapa kata kunci disetiap definisi. Adanya kata pertumbuhan ekonomi, mencapai kemakmuran, pengentasan kemiskinan, dan lingkungan hidup yang baik.

            Dari kata kunci tersebut, dapat diperoleh definisi singkat bahwa Ekonomi Hijau merupakah sebuah model ekonomi yang bertujuan mendapatkan kemakmuran tanpa mengabaikan lingkungan hidup. Karena hal ini, penerapannya menjadi salah satu bagian penting untuk mencapai visi Indonesia 2045.

Menteri PPN atau Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan jika upaya untuk mengoptimalisasi penanganan pandemi Covid-19 berjalan beriringan dengan strategi pembangunan untuk mencapai Visi Indonesia 2045. Proses untuk sampai di tahun 2045 dunia pasti mengalami banyak perubahan begitupun dengan Indonesia yang harus siap dengan perubahan, oleh sebab itu penyiapan redesain transformasi ekonomi Indonesia untuk tahun 2045.

Transformasi ekonomi dilaksanakan dengan berbagai strategi, salah satunya yaitu Green Economy atau Ekonomi Hijau yang memiliki tujuan untuk pembangunan berkelanjutan. Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas Amalia menyatakan, transformasi ekonomi adalah titik kunci untuk meningkatkan produktivitas dengan mengubah struktur perekonomian dari lower productivity ke higher productivity atau dengan meningkatkan produktivitas di dalam sektor tersebut.

Green Economy menjadi bagian penting untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (Suistainable Development Goals), tidak hanya menyasar sebatas perekonomian saja, tetapi target penting yang lain bagi Indonesia seperti mitigasi pemanasan global hingga menciptakan lapangan kerja dan mendorong investasi. Suharso Monoarfa menegaskan jika Green Economy memberikan peluang bagi ekonomi ke depan, yang terpenting redesain transformasi ekonomi diletakkan sebagai dasar yang kuat agar hal ini tidak hanya sebatas mimpi, tetapi dapat menjadi kenyataan.

Green Economy atau Ekonomi Hijau selain mencegah pemanasan global juga dapat menciptakan pekerjaan dan investasi yang cukup besar. Meskipun ada beberapa pekerjaan yang hilang, tetapi adanya Ekonomi Hijau ada juga pekerjaan yang terbentuk. Berdasarkan studi McKinsey, pengeluaran untuk energi terbarukan menciptakan pekerjaan lima kali lebih banyak per juta dolar AS yang diinvestasikan daripada pengeluaran untuk energi terbarukan. Hasil simulasi Bappenas menunjukkan kegiatan energi baru terbarukan dan restorasi lahan gambut dengan skenario transformasi ekonomi dapat menciptakan 103 ribu pekerjaan setiap tahun.

Green Economy juga tak luput dari pembicaraan Presiden Jokowi, diberbagai kesempatan beliau selalu menyinggung masalah tersebut. Menurut Jokowi, Indonesia bisa memperoleh manfaat yang cukup besar dari pengembangan Green Economy tersebut karena Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai hutan tropis dan hutan bakau terbesar di dunia. Ternyata pemerintah sudah mempersiapkan pengembangan Green Economy tersebut dengan membangun Green Industrial Park atau kawasan industri hijau di Kalimantan Utara, yang akan memanfaatkan hydro power dari Sungai Kayan yang nantinya akan menghasilkan energi hijau, serta energi baru dan terbarukan (EBT) yang akan disalurkan ke kawasan industri hijau ini. Dengan hal ini, bisa muncul produk-produk hijau dari sana dan bisa menjadi kekuatan kita untuk kedepannya.