Mahasiswa Tak Bisa Mudik, UINSA Bagikan Sembako

Sembako yang akan dibagikan ke mahasiswa

Almaslahah (14/04) – Dilansir dari http://infocovid19.jatimprov.go.id/, hampir seluruh wilayah di Jawa Timur menjadi red zone atau zona merah. Artinya, masyarakat diharuskan untuk tetap tinggal di rumah dan tidak melakukan bepergian jika tidak ada kepentingan yang mendesak.

Bulan suci Ramadhan akan datang beberapa hari lagi. Saat itulah waktu yang tepat untuk berkumpul bersama keluarga dan sanak saudara. Namun, hal tersebut terhalang oleh himbauan untuk tidak melakukan mudik. Alhasil, ada beberapa mahasiswa UINSA Surabaya yang tidak dapat melakukan perjalanan menuju kampung halaman. Mereka masih menetap di kos atau kontrakan masing-masing. 

Melihat hal tersebut, Rektor UINSA Surabaya membentuk Satuan Tugas (Satgas) Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease 2019. Pada Senin (13/04), Satgas melakukan rapat menggunakan media teleconference Google Meet. Dari rapat yang telah dilaksanakan, menghasilkan keputusan yang tertulis di Nota Dinas Nomor B-1017/Un.07/1/R/PP.05/4/2020. Dalam nota dinas menerangkan bahwa akan didistribusikan bantuan 270 paket sembako kepada mahasiswa asal luar kota Surabaya. Sehubungan dengan hal tersebut, berikut persyaratan bagi mahasiswa yang dapat menerima paket sembako, yakni:

1. Berstatus mahasiswa aktif studi, berasal dari luar Jawa Timur dan Madura dan sampai saat ini tidak pulang ke daerah asal.

2. Bersattus mahasiswa aktif studi, berasal dari Jawa Timur dan Madura yang sampai saat ini masih berada di Surabaya karena alasan tertentu.

Mahasiswa yang termasuk dalam kriteria di atas, dapat melakukan verifikasi data mahasiswa kepada Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama. Data tersebut akan diserahkan kepada Biro AAKK paling akhir tanggal 15 April 2020. Tak hanya bantuan untuk mahasiswa, Satgas juga akan mendistribusikan bantuan berupa alat perlindungan diri (APD) hazmat untuk rumah sakit-rumah sakit di Surabaya dan sekitarnya. 

Dana yang digelontorkan untuk pendistribusian bantuan ini dibebankan kepada DIPA BLU Tahun Anggaran 2020 UINSA Surabaya. Hingga kini, masih belum ada penjelasan mengenai frekuensi pembagian bantuan yang akan dilakukan. “Hanya sekali mungkin. Tapi nunggu perkembangan, nanti dimusyawarahkan lagi,” ungkap Ali Arifin, Dekan FEBI yang menjadi salah satu Satgas bidang Promotif dan Preventif saat dihubungi tim Almaslahah melalui  whatapps.


Mahasiswa yang tidak bisa mudik sangat berharap bantuan segera didistribusikan. Salah satunya adalah Hamid, mahasiswa Prodi Manajemen semester 4 yang berasal dari Kalimantan Utara. “Saya sangat berharap segera diberikan guna menghemat uang sangu yang tidak pasti dan juga diberikan paket data untuk perkuliahan online ini,” terangnya kepada tim Almaslahah.

Reporter: fris & dod
Foto: Ali Arifin